Senin, 24 Oktober 2011

nightmare in school part 2


PART 2
Esok paginya, lagi-lagi heningnya pagi terusik oleh suara jeritan. Langit yang mendung seolah ingin ikut berduka atas apa yang terjadi di Neul Paran High School. Telah ditemukan mayat seorang siswi bernama Kwon Yuri. Tubuhnya ditemukan tergeletak di lantai LAB IPA dengan kulit kepala yang mengelupas dan kulit wajah yang melepuh. Ditubuhnya, banyak terdapat luka sayatan yang cukup dalam sehingga membuat otot dan tulangnya hampir kelihatan. Di bawah tubuh Yuri, terdapat genangan darah yang telah mengering. Para guru segera membubarkan kerumunan murid lalu mengurus mayat Yuri. Di tempat yang tidak jauh dari situ, seseorang sedang tersenyum. Tersenyum keji melihat buah karyanya. Di kelas 1-A, kelas Soohyun, “Korban itu… bukannya yang kami temui kemarin? Ini sangat aneh,” gumam Soohyun. Tak lama kemudian, Yoora datang. “Annyeong,” sapa Yoora. “Annyeong. Apa kau sudah dengar kabar?” tanya Soohyun. “Aniyo. Apa?” tanya Yoora balik. “Kau tahu Kwon Yuri? Tadi pagi, ia ditemukan meninggal dengan kondisi yang mengenaskan. Bukannya aneh?” kata Soohyun. “Aneh kenapa?” tanya Yoora bingung. Soohyun mengutarakan analisisnya pada Yoora. Setelah selesai, “Di mana kau kemarin?” tanya Soohyun to-the-point. “Di rumah saja. Mengerjakan tugas tambahan dari Park soengsaenim ditemani oleh Yun oppa. Waeyo?” tanya Yoora. “Aniyo. Aku cuma bertanya padamu saja,” jawab Soohyun. “Ya sudah. Ngomong-ngomong, kau tahu? Yun oppa memarahiku karena bajuku kena noda dan ia susah sekali untuk membersihkannya. Dan ternyata, Park soengsaenim itu adalah temannya Yun oppa,” bisik Yoora pada Soohyun. Dan sampai bel masuk berbunyi, kedua orang itu terus bergosip. Saat istirahat, Yoora yang dengan terpaksa membantu Soohyun yang sudah terkena penyakit(?) kejahatan-harus-diberantas, mau tak mau harus rela diseret Soohyun kesana kemari. Setelah perjuangan keras(?) akhirnya Soohyun dan Yoora menemukan sesuatu. Kwon Yuri mempunyai catatan buruk, yaitu suka membullying adik kelasnya. “MWOYA?!” teriak Yoora kaget. “YA! Pelan-pelan ngomongnya,” Omel Soohyun sambil menjitak kepala Yoora. “Mian,” kata Yoora sambil meringis. Mereka berdua pergi ke kantin. Di kantin, mereka bertemu dengan 2 namja. “Annyeong, Junhyung,” sapa Soohyun kepada namja yang berada di depannya. “Annyeong chagi,” sapa balik Junhyung pada Soohyun sambil senyum. Sedangkan Yoora, ia menatap namja yang berdiri di sebelah Junhyung yang asyik mengobrol dengan Soohyun. “Annyeong,” sapa namja itu pada Yoora. “Annyeong haseyo. Nuguseyo?” tanya Yoora. “Choneun Kim Junsu imnida, kelas 2-B. mannaseo bangapseumnida,” jawab Junsu. “Jung yoora imnida, mannaseo bangapseumnida,” kata Yoora. “Kelasmu?” tanya Junsu. “Mwo? Buat apa, sunbae?” tanya balik Yoora. “Untuk bertemu denganmu,” jawab Junsu. “Mwo? Ani,” tolak Yoora. “Waeyo? Aku hanya ingin selalu bertemu denganmu, neomu yeoppeo. Saranghae,”. Perkataan Junsu membuat Yoora hanya melongo mendengarnya. Junhyung dan Soohyun yang lagi asyik mengobrol juga melongo. “Hah?” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Yoora setelah terdiam selama 1 menit. “Junsu, jinja?” tanya Junhyung. “Ne,” jawab Junsu mantap. “Yoora, eotteokeh?” tanya Soohyun. “Apa? Oh. Shireo. Aku tak terlalu mengenalmu. Mian,”. Jawaban Yoora sempat membuat suasana mendadak beku. Lalu, “Gwaenchana. Tak lama, kau akan mencintaiku,” kata Junsu sambil memberikan sebuah roti pada Yoora. “Kau suka strawberry kan? Buatmu,” katanya sambil tersenyum. Yoora tidak bilang apa-apa, hanya mengangguk. Pulang sekolah, Soohyun mendapat e-mail dari seseorang yang tidak dikenal.

Kau harus segera keluar dari Neul Paran,
Atau teman-temanmu yang celaka.
Aku punya hadiah untukmu,
Ruang auditorium, jangan lupa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar