Senin, 24 Oktober 2011

nightmare in school part 3


PART 3
“Mwo? Ah, paling hanya e-mail iseng saja,” kata Soohyun. Padahal kalau ia sedikit tidak menyepelekan e-mail tersebut, mungkin… pagi hari, Yoseob masuk kekamar Soohyun untuk membangunkannya. “Saengie….,” panggil Yoseob sambil menurunkan selimut Soohyun. “Ng… masih ngantuk oppa,” kata Soohyun sambil menarik selimutnya sampai kepala. “Soohyun, kau harus sekolah. Jangan malas, ayo bangun,” kata Yoseob berusaha keras. Tapi yang dibangunkan tak bergeming. Hal itu membuat Yoseob kehilangan kesabaran. Ia keluar kamar lalu balik lagi dengan membawa sebuah pistol. Pistol yang berisi air. Kemudian mengarahkannya pada wajah adiknya yang masih tertidur. “KYAAAAA,” teriak Soohyun kaget. Soohyun dengan liar (?) celingak-celinguk. “Oppa, wae?” tanya Soohyun polos. “Masih tanya? Lihat jam sana!” omel Yoseob sambil menunjuk jam. Soohyun yang nyawanya masih berada di dunia mimpi, dengan malas ia menengok jam yang tergantung di dinding kamarnya. Lalu, “MWORAGO?!!!!!! Aku terlambat!!!!!” teriak Soohyun langsung turun dari kasur. Karena tidak memperhatikan sekitarnya, jadinya, GUBRAKK “Aduh~~,” erang Soohyun sambil memegang pinggulnya. “Makanya kalau turun, pelan pelan. Lagipula, kenapa kau susah sekali untuk bangun pagi? Ayo mandi sana,” suruh Yoseob. Ia membantu Soohyun untuk bangun. “Ne, oppa,” kata Soohyun lari ke kamar mandi. Saat mau berangkat sekolah, ternyata Junhyung sudah berada didepan rumah Soohyun. “Annyeong,” sapa Soohyun. “Annyeong, chagi. Berangkat bareng yuk,” ajak Junhyung sambil menggandeng tangan Soohyun. Mereka pergi bersama ke sekolah. Sampai di sekolah Soohyun teringat e-mail tersebut. Ia menarik tangan Junhyung untuk ikut bersamanya ke ruang auditorium. Dan ternyata sudah ada yang menunggu mereka berdua… ruangan auditorium penuh dengan murid. Junhyung dan Soohyun berusaha untuk melihat apa yang terjadi. Perasaan Soohyun tidak enak. Ternyata benar, lampu gantung yang di atas panggung jatuh. Tapi, Junhyung dan Soohyun melihat sesuatu dibawah lampu gantung. Tubuh manusia. Rupanya ia tertindih lampu gantung yang besar itu. Mulanya Soohyun tidak merasa mual, sampai, “Itu apa?” tanya seorang murid pada teman disebelahnya. Reflek, Soohyun menengok kearah yang ditunjuk oleh anak tersebut. Seketika itu, Soohyun merasa mual sekali. Ia segera menarik lengan Junhyung. “Waeyo chagi?” tanya Junhyung heran. “Itu...,” jawab Soohyun sambil menunjuk. Junhyung langsung melihat, ternyata ada sepasang bola mata manusia yang digantung untuk mengganti kristal yang sebelumnya menjadi tempat mereka. Sebagai gantinya, kristal tersebut bertukar tempat dengan bola mata. Akibatnya, tubuh itu seperti mempunyai mata yang berkilauan. Dengan cepat Soohyun menarik lengan Junhyung untuk keluar dari auditorium. Di sebuah tempat yang tak begitu jauh, ada seorang yeoja yang mengamati mereka sambil tersenyum keji. Ia mengambil hpnya dan mulai mengetik sesuatu.
DRT….DRRTT…. hp Soohyun bergetar. “Junhyung, ini ada e-mail,” kata Soohyun memberitahu. “Buka saja chagi. Waeyo?” tanya Junhyung heran. “Baca saja,” jawab Soohyun tetap memaksa Junhyung untuk membaca e-mail yang masuk ke hpnya. Junhyung mengambil hp Soohyun dan membuka e-mail tersebut.

                Eotteokeh, Han soohyun-ssi?
                Tahu kan, kalau aku tak main-main
                Besok, temanmu yang akan kena

“Mwo?” kata Junhyung kaget. “Ya kan? Besok temanku, Yoora dalam bahaya. Aku harus melindunginya,” kata Soohyun langsung mengambil hpnya dari tangan Junhyung dan menelpon Yoora. Tak lama kemudian, Yoora datang bersama Junsu. “Wae Soohyun?” tanya Yoora. “Baca ini,” suruh Soohyun memberikan hpnya pada Yoora. Yoora menerima dan mulai membacanya. “Aku juga mau baca,” pinta Junsu. Akhirnya mereka membacanya berdua. Setelah itu, “Kenapa aku?” tanya Yoora cuek. “Ada fotomu,” jawab Soohyun. “Tenang saja, Yoora. Aku akan melindungimu,” tambah Soohyun sambil memeluk Yoora. “Ih, lepasin babo! Tenang saja sih,” kata Yoora sambil berusaha melepas pelukan Soohyun dengan paksa. Setelah lepas, gantian Junsu yang memeluk Yoora. “Apa lagi ini? Ikut-ikutan saja,” omelnya ke Junsu. Tetapi tidak berusaha untuk melepaskan pelukan Junsu padanya. Sekali lagi, Junhyung dan Soohyun dibuat cengo’ oleh Junsu dan Yoora. Tapi kali ini mereka berdua sependapat. Junsu dan Yoora memang sepasang kekasih.

*Author: lha, emank kemaren gak ya?
  Jun-Hyun: gak!!
  Author: kok bisa sih?
  Jun-Hyun: kenapa tanya kami, hah?!!!
  Author: huweeee~~ dah ah, interview saya tutup. Back to story^^*

nightmare in school part 2


PART 2
Esok paginya, lagi-lagi heningnya pagi terusik oleh suara jeritan. Langit yang mendung seolah ingin ikut berduka atas apa yang terjadi di Neul Paran High School. Telah ditemukan mayat seorang siswi bernama Kwon Yuri. Tubuhnya ditemukan tergeletak di lantai LAB IPA dengan kulit kepala yang mengelupas dan kulit wajah yang melepuh. Ditubuhnya, banyak terdapat luka sayatan yang cukup dalam sehingga membuat otot dan tulangnya hampir kelihatan. Di bawah tubuh Yuri, terdapat genangan darah yang telah mengering. Para guru segera membubarkan kerumunan murid lalu mengurus mayat Yuri. Di tempat yang tidak jauh dari situ, seseorang sedang tersenyum. Tersenyum keji melihat buah karyanya. Di kelas 1-A, kelas Soohyun, “Korban itu… bukannya yang kami temui kemarin? Ini sangat aneh,” gumam Soohyun. Tak lama kemudian, Yoora datang. “Annyeong,” sapa Yoora. “Annyeong. Apa kau sudah dengar kabar?” tanya Soohyun. “Aniyo. Apa?” tanya Yoora balik. “Kau tahu Kwon Yuri? Tadi pagi, ia ditemukan meninggal dengan kondisi yang mengenaskan. Bukannya aneh?” kata Soohyun. “Aneh kenapa?” tanya Yoora bingung. Soohyun mengutarakan analisisnya pada Yoora. Setelah selesai, “Di mana kau kemarin?” tanya Soohyun to-the-point. “Di rumah saja. Mengerjakan tugas tambahan dari Park soengsaenim ditemani oleh Yun oppa. Waeyo?” tanya Yoora. “Aniyo. Aku cuma bertanya padamu saja,” jawab Soohyun. “Ya sudah. Ngomong-ngomong, kau tahu? Yun oppa memarahiku karena bajuku kena noda dan ia susah sekali untuk membersihkannya. Dan ternyata, Park soengsaenim itu adalah temannya Yun oppa,” bisik Yoora pada Soohyun. Dan sampai bel masuk berbunyi, kedua orang itu terus bergosip. Saat istirahat, Yoora yang dengan terpaksa membantu Soohyun yang sudah terkena penyakit(?) kejahatan-harus-diberantas, mau tak mau harus rela diseret Soohyun kesana kemari. Setelah perjuangan keras(?) akhirnya Soohyun dan Yoora menemukan sesuatu. Kwon Yuri mempunyai catatan buruk, yaitu suka membullying adik kelasnya. “MWOYA?!” teriak Yoora kaget. “YA! Pelan-pelan ngomongnya,” Omel Soohyun sambil menjitak kepala Yoora. “Mian,” kata Yoora sambil meringis. Mereka berdua pergi ke kantin. Di kantin, mereka bertemu dengan 2 namja. “Annyeong, Junhyung,” sapa Soohyun kepada namja yang berada di depannya. “Annyeong chagi,” sapa balik Junhyung pada Soohyun sambil senyum. Sedangkan Yoora, ia menatap namja yang berdiri di sebelah Junhyung yang asyik mengobrol dengan Soohyun. “Annyeong,” sapa namja itu pada Yoora. “Annyeong haseyo. Nuguseyo?” tanya Yoora. “Choneun Kim Junsu imnida, kelas 2-B. mannaseo bangapseumnida,” jawab Junsu. “Jung yoora imnida, mannaseo bangapseumnida,” kata Yoora. “Kelasmu?” tanya Junsu. “Mwo? Buat apa, sunbae?” tanya balik Yoora. “Untuk bertemu denganmu,” jawab Junsu. “Mwo? Ani,” tolak Yoora. “Waeyo? Aku hanya ingin selalu bertemu denganmu, neomu yeoppeo. Saranghae,”. Perkataan Junsu membuat Yoora hanya melongo mendengarnya. Junhyung dan Soohyun yang lagi asyik mengobrol juga melongo. “Hah?” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Yoora setelah terdiam selama 1 menit. “Junsu, jinja?” tanya Junhyung. “Ne,” jawab Junsu mantap. “Yoora, eotteokeh?” tanya Soohyun. “Apa? Oh. Shireo. Aku tak terlalu mengenalmu. Mian,”. Jawaban Yoora sempat membuat suasana mendadak beku. Lalu, “Gwaenchana. Tak lama, kau akan mencintaiku,” kata Junsu sambil memberikan sebuah roti pada Yoora. “Kau suka strawberry kan? Buatmu,” katanya sambil tersenyum. Yoora tidak bilang apa-apa, hanya mengangguk. Pulang sekolah, Soohyun mendapat e-mail dari seseorang yang tidak dikenal.

Kau harus segera keluar dari Neul Paran,
Atau teman-temanmu yang celaka.
Aku punya hadiah untukmu,
Ruang auditorium, jangan lupa