Senin, 24 Oktober 2011

nightmare in school part 3


PART 3
“Mwo? Ah, paling hanya e-mail iseng saja,” kata Soohyun. Padahal kalau ia sedikit tidak menyepelekan e-mail tersebut, mungkin… pagi hari, Yoseob masuk kekamar Soohyun untuk membangunkannya. “Saengie….,” panggil Yoseob sambil menurunkan selimut Soohyun. “Ng… masih ngantuk oppa,” kata Soohyun sambil menarik selimutnya sampai kepala. “Soohyun, kau harus sekolah. Jangan malas, ayo bangun,” kata Yoseob berusaha keras. Tapi yang dibangunkan tak bergeming. Hal itu membuat Yoseob kehilangan kesabaran. Ia keluar kamar lalu balik lagi dengan membawa sebuah pistol. Pistol yang berisi air. Kemudian mengarahkannya pada wajah adiknya yang masih tertidur. “KYAAAAA,” teriak Soohyun kaget. Soohyun dengan liar (?) celingak-celinguk. “Oppa, wae?” tanya Soohyun polos. “Masih tanya? Lihat jam sana!” omel Yoseob sambil menunjuk jam. Soohyun yang nyawanya masih berada di dunia mimpi, dengan malas ia menengok jam yang tergantung di dinding kamarnya. Lalu, “MWORAGO?!!!!!! Aku terlambat!!!!!” teriak Soohyun langsung turun dari kasur. Karena tidak memperhatikan sekitarnya, jadinya, GUBRAKK “Aduh~~,” erang Soohyun sambil memegang pinggulnya. “Makanya kalau turun, pelan pelan. Lagipula, kenapa kau susah sekali untuk bangun pagi? Ayo mandi sana,” suruh Yoseob. Ia membantu Soohyun untuk bangun. “Ne, oppa,” kata Soohyun lari ke kamar mandi. Saat mau berangkat sekolah, ternyata Junhyung sudah berada didepan rumah Soohyun. “Annyeong,” sapa Soohyun. “Annyeong, chagi. Berangkat bareng yuk,” ajak Junhyung sambil menggandeng tangan Soohyun. Mereka pergi bersama ke sekolah. Sampai di sekolah Soohyun teringat e-mail tersebut. Ia menarik tangan Junhyung untuk ikut bersamanya ke ruang auditorium. Dan ternyata sudah ada yang menunggu mereka berdua… ruangan auditorium penuh dengan murid. Junhyung dan Soohyun berusaha untuk melihat apa yang terjadi. Perasaan Soohyun tidak enak. Ternyata benar, lampu gantung yang di atas panggung jatuh. Tapi, Junhyung dan Soohyun melihat sesuatu dibawah lampu gantung. Tubuh manusia. Rupanya ia tertindih lampu gantung yang besar itu. Mulanya Soohyun tidak merasa mual, sampai, “Itu apa?” tanya seorang murid pada teman disebelahnya. Reflek, Soohyun menengok kearah yang ditunjuk oleh anak tersebut. Seketika itu, Soohyun merasa mual sekali. Ia segera menarik lengan Junhyung. “Waeyo chagi?” tanya Junhyung heran. “Itu...,” jawab Soohyun sambil menunjuk. Junhyung langsung melihat, ternyata ada sepasang bola mata manusia yang digantung untuk mengganti kristal yang sebelumnya menjadi tempat mereka. Sebagai gantinya, kristal tersebut bertukar tempat dengan bola mata. Akibatnya, tubuh itu seperti mempunyai mata yang berkilauan. Dengan cepat Soohyun menarik lengan Junhyung untuk keluar dari auditorium. Di sebuah tempat yang tak begitu jauh, ada seorang yeoja yang mengamati mereka sambil tersenyum keji. Ia mengambil hpnya dan mulai mengetik sesuatu.
DRT….DRRTT…. hp Soohyun bergetar. “Junhyung, ini ada e-mail,” kata Soohyun memberitahu. “Buka saja chagi. Waeyo?” tanya Junhyung heran. “Baca saja,” jawab Soohyun tetap memaksa Junhyung untuk membaca e-mail yang masuk ke hpnya. Junhyung mengambil hp Soohyun dan membuka e-mail tersebut.

                Eotteokeh, Han soohyun-ssi?
                Tahu kan, kalau aku tak main-main
                Besok, temanmu yang akan kena

“Mwo?” kata Junhyung kaget. “Ya kan? Besok temanku, Yoora dalam bahaya. Aku harus melindunginya,” kata Soohyun langsung mengambil hpnya dari tangan Junhyung dan menelpon Yoora. Tak lama kemudian, Yoora datang bersama Junsu. “Wae Soohyun?” tanya Yoora. “Baca ini,” suruh Soohyun memberikan hpnya pada Yoora. Yoora menerima dan mulai membacanya. “Aku juga mau baca,” pinta Junsu. Akhirnya mereka membacanya berdua. Setelah itu, “Kenapa aku?” tanya Yoora cuek. “Ada fotomu,” jawab Soohyun. “Tenang saja, Yoora. Aku akan melindungimu,” tambah Soohyun sambil memeluk Yoora. “Ih, lepasin babo! Tenang saja sih,” kata Yoora sambil berusaha melepas pelukan Soohyun dengan paksa. Setelah lepas, gantian Junsu yang memeluk Yoora. “Apa lagi ini? Ikut-ikutan saja,” omelnya ke Junsu. Tetapi tidak berusaha untuk melepaskan pelukan Junsu padanya. Sekali lagi, Junhyung dan Soohyun dibuat cengo’ oleh Junsu dan Yoora. Tapi kali ini mereka berdua sependapat. Junsu dan Yoora memang sepasang kekasih.

*Author: lha, emank kemaren gak ya?
  Jun-Hyun: gak!!
  Author: kok bisa sih?
  Jun-Hyun: kenapa tanya kami, hah?!!!
  Author: huweeee~~ dah ah, interview saya tutup. Back to story^^*

nightmare in school part 2


PART 2
Esok paginya, lagi-lagi heningnya pagi terusik oleh suara jeritan. Langit yang mendung seolah ingin ikut berduka atas apa yang terjadi di Neul Paran High School. Telah ditemukan mayat seorang siswi bernama Kwon Yuri. Tubuhnya ditemukan tergeletak di lantai LAB IPA dengan kulit kepala yang mengelupas dan kulit wajah yang melepuh. Ditubuhnya, banyak terdapat luka sayatan yang cukup dalam sehingga membuat otot dan tulangnya hampir kelihatan. Di bawah tubuh Yuri, terdapat genangan darah yang telah mengering. Para guru segera membubarkan kerumunan murid lalu mengurus mayat Yuri. Di tempat yang tidak jauh dari situ, seseorang sedang tersenyum. Tersenyum keji melihat buah karyanya. Di kelas 1-A, kelas Soohyun, “Korban itu… bukannya yang kami temui kemarin? Ini sangat aneh,” gumam Soohyun. Tak lama kemudian, Yoora datang. “Annyeong,” sapa Yoora. “Annyeong. Apa kau sudah dengar kabar?” tanya Soohyun. “Aniyo. Apa?” tanya Yoora balik. “Kau tahu Kwon Yuri? Tadi pagi, ia ditemukan meninggal dengan kondisi yang mengenaskan. Bukannya aneh?” kata Soohyun. “Aneh kenapa?” tanya Yoora bingung. Soohyun mengutarakan analisisnya pada Yoora. Setelah selesai, “Di mana kau kemarin?” tanya Soohyun to-the-point. “Di rumah saja. Mengerjakan tugas tambahan dari Park soengsaenim ditemani oleh Yun oppa. Waeyo?” tanya Yoora. “Aniyo. Aku cuma bertanya padamu saja,” jawab Soohyun. “Ya sudah. Ngomong-ngomong, kau tahu? Yun oppa memarahiku karena bajuku kena noda dan ia susah sekali untuk membersihkannya. Dan ternyata, Park soengsaenim itu adalah temannya Yun oppa,” bisik Yoora pada Soohyun. Dan sampai bel masuk berbunyi, kedua orang itu terus bergosip. Saat istirahat, Yoora yang dengan terpaksa membantu Soohyun yang sudah terkena penyakit(?) kejahatan-harus-diberantas, mau tak mau harus rela diseret Soohyun kesana kemari. Setelah perjuangan keras(?) akhirnya Soohyun dan Yoora menemukan sesuatu. Kwon Yuri mempunyai catatan buruk, yaitu suka membullying adik kelasnya. “MWOYA?!” teriak Yoora kaget. “YA! Pelan-pelan ngomongnya,” Omel Soohyun sambil menjitak kepala Yoora. “Mian,” kata Yoora sambil meringis. Mereka berdua pergi ke kantin. Di kantin, mereka bertemu dengan 2 namja. “Annyeong, Junhyung,” sapa Soohyun kepada namja yang berada di depannya. “Annyeong chagi,” sapa balik Junhyung pada Soohyun sambil senyum. Sedangkan Yoora, ia menatap namja yang berdiri di sebelah Junhyung yang asyik mengobrol dengan Soohyun. “Annyeong,” sapa namja itu pada Yoora. “Annyeong haseyo. Nuguseyo?” tanya Yoora. “Choneun Kim Junsu imnida, kelas 2-B. mannaseo bangapseumnida,” jawab Junsu. “Jung yoora imnida, mannaseo bangapseumnida,” kata Yoora. “Kelasmu?” tanya Junsu. “Mwo? Buat apa, sunbae?” tanya balik Yoora. “Untuk bertemu denganmu,” jawab Junsu. “Mwo? Ani,” tolak Yoora. “Waeyo? Aku hanya ingin selalu bertemu denganmu, neomu yeoppeo. Saranghae,”. Perkataan Junsu membuat Yoora hanya melongo mendengarnya. Junhyung dan Soohyun yang lagi asyik mengobrol juga melongo. “Hah?” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Yoora setelah terdiam selama 1 menit. “Junsu, jinja?” tanya Junhyung. “Ne,” jawab Junsu mantap. “Yoora, eotteokeh?” tanya Soohyun. “Apa? Oh. Shireo. Aku tak terlalu mengenalmu. Mian,”. Jawaban Yoora sempat membuat suasana mendadak beku. Lalu, “Gwaenchana. Tak lama, kau akan mencintaiku,” kata Junsu sambil memberikan sebuah roti pada Yoora. “Kau suka strawberry kan? Buatmu,” katanya sambil tersenyum. Yoora tidak bilang apa-apa, hanya mengangguk. Pulang sekolah, Soohyun mendapat e-mail dari seseorang yang tidak dikenal.

Kau harus segera keluar dari Neul Paran,
Atau teman-temanmu yang celaka.
Aku punya hadiah untukmu,
Ruang auditorium, jangan lupa

Rabu, 19 Januari 2011

nightmare in school part 1

Title: Nightmare in School
Cast:  Han Soohyun
            Jung Yoora
            Yong Junhyung
            Yang Yoseob
            Kim Junsu
            Jung Yunho
            *and other catsnya nyusul yak*
Genre: Thriller, mystery(?), romance, komedy, horror(?)
Rating: PG-15 kali.....
Length: series
Summary: Ng…. gimana ya? Soalnya baru pertama kali bikin thriller
Disclaimer: this fanficts is mine. Don’t copy this except you give permission to me! And, Kim Junsu/Xiah Junsu is mine^^ *ngacir*
Author: Jung Yoora
Ps: comment in my twitter @yoodunsu
or my facebook @Theresa Ruby Junsu lewat wall atau @ジュンス金 lewat message
mian kalo jelek*deep bow*

yep.... happy reading^^



PART  1
Neul Paran High School...
Suasana pagi yang tenang, dikejutkan oleh suara jeritan. Seluruh murid keluar dari kelas dan memadati lapangan. Mereka semua melihat kearah tiang bendera. Di puncak tiang terdapat tubuh seorang siswa tergantung. Tubuh itu bergoyang terkena terpaan angin yang bertiup. Tubuh tersebut meneteskan darah sehingga banyak murid menjauh dari tiang. Diantara kerumunan itu, ada seorang yeoja yang tersenyum keji kearah tiang. “Mati,” gumam yeoja tersebut. Tersenyum angkuh, yeoja itu berjalan keluar dari kerumunan murid dan pergi menuju halaman belakang sekolah. Di tempat lain, Oppa, jinja?” tanya seorang yeoja kepada namja disebelahnya. Ne, saeng. Kau akan sekolah disini. Ada namjachingumu kan? Nuguya?” tanya namja itu. ”Namanya Junhyung, oppa. Dulu oppa nanya, sekarang nanya lagi. Harus ingat!” nasihat yeoja itu. “Ne. Ayo masuk,” kata namja itu sambil masuk gapura Neul Paran. “Jamkaman oppa. Aish...,” kata yeoja itu sambil berlari mengikuti kakaknya. Setelah membayar administrasi, akhirnya Han Soohyun menjadi murid di Neul Paran. Yoseob, kakaknya mengantar adik semata wayangnya sampai di depan kelas. Soohyun bersama Park Soengsaenim masuk. “Annyeong yerobun. Kita kedatangan murid baru pindahan dari Jepang. Silahkan, Soohyun-ssi,” kata Park soengsaenim mempersilahkan murid baru untuk memperkenalkan dirinya. “Hajimemashite. Watashino namae Han Soohyun desu. Nihon sundeimasu. Douzo yoroshiku onegai shimasu,” kata Soohyun memperkenalkan dirinya. Ketika ia melihat banyak siswa yang bingung, dengan cepat ia berkata, “Annyeong hasimikka. Choneun Han Soohyun imnida. Mannaseo bangaseumnida,” sambungnya cepat. “Silahkan duduk di tempat yang kosong. Dan, yerobun, bapak selaku guru minta maaf atas kejadian tadi pagi,” kata soengsaenim tegas. Tiba-tiba, pintu kelas terbuka dengan kasar(?). “Jeongmal mianhae, soengsaenim,” kata seorang yeoja yang terengah-engah. “Ya! Jung yoora! Kau selalu terlambat. Beda dengan kakakmu, Yunho. Ia tidak pernah terlambat,”omel Park soengsaenim panjang lebar. “Aku terlambat karena Yun oppa, soengsaenim. Ban mobilnya kempes tadi,” bela Yoora. “Kamu itu! Malah jawab aja. Coba, hasil dari soal yang dipapan tulis apa Yoora?” tanya soengsaenim ambil menunjuk papan tulis. “Mampus,” batin Yoora. “Ng…., soengsaenim. Mianhamida,” kata Yoora sambil lari ke tempat duduknya sebelum Park soengsaenim memukul kepalanya. “Hh… soohyun-ssi, kamu duduk dengan Yoora. Dan kau, Yoora. Jangan bandel kepada teman barumu,” kata soengsaenim sambil memijati pelipisnya. “Gamsahamida,” kata Soohyun sambil berjalan ketempat duduknya. “Jung yoora imnidaaaa~~~” sapa Yoora saat Soohyun duduk. “Choneun Han soohyun imnida,” balas Soohyun. Tiba-tiba, BLETAK. “Jung yoora..,” panggil soengsaenim dengan evil-soundnya. “Mianhamnida,” kata Yoora sambil menunduk. Saat istirahat, Yoora mengajak Soohyun ke kantin. Dalam perjalanan, ada seorang siswi yang menabrak mereka hingga minuman yang dipegang Yoora tumpah ke bajunya. “Jalan pakai mata dong,” omel siswi tersebut yang bernama Kwon Yuri. “Ne. mianhae,” kata Yoora meminta maaf. Yoora bergumam sendiri, membuat baik Soohyun maupun Yuri penasaran. “Hmm?” tanya Soohyun. “Ah, aniyo. Ayo makan. Aku lapar,” jawab Yoora mengalihkan perhatian. Ia menarik tangan Soohyun. Saat pulang sekolah, Yuri menemukan secarik surat diloker sepatunya. Isi surat itu mengatakan bahwa meminta Yuri datang ke LAB IPA sepulang sekolah. Karena penasaran, Yuri datang ke LAB. Saat membuka pintu, ada cairan yang jatuh ke kepala Yuri dan membuatnya berteriak kesakitan dan terjatuh kelantai. Beberapa detik kemudian, Yuri sudah tergeletak tak bernyawa dengan kondisi yang mengenaskan.
TBC

the bad day season 2

Title: The Bad day season 2: My Lovely Pet 
Cast:   Amaya Satsuki
            Ren Shinozuka
            Aya Hoshino
            Rei Otohata   
            *and other cats….*
Genre: romance, komedy (?), friendship
Rating: PG-12
Length: oneshoot
Summary: malas bikin…. -_-“
Disclaimer: this fanficts is mine. Don’t copy this except you give permission to me
Author: Jung Yoora
Ps: comment in my twitter @yoodunsu
or my facebook @Theresa Ruby Junsu lewat wall atau @ジュンス金 lewat message
mian kalo jelek*deep bow*

yep.... happy reading^^





Asrama Ryugu…
            “Huweeee~,” teriak seorang gadis dari dalam sebuah kamar. Lalu ia keluar kamar dan berjalan ke arah dapur. Dilihatnya ada seseorang yang sedang memegang piring, jongkok membelakangi meja makan. “Shizu~~~,” panggil gadis itu. Seseorang yang bernama Shizu tersebut kaget dan hamper menjatuhkan piring yang ia pegang. “Nani?!” tanya Shizu sedikit kesal. “Lihat Jimi gak? Dia hilang~,” jawab gadis itu sambil terisak. “Tidak tahu, Aya! Tanya yang lain. Ganggu saja,” omel Shizu. Aya langsung pergi dari dapur. Saat Shizu asyik makan, tiba-tiba ia merasakan ada hawa tidak beres dibelakangnya. Dengan pelan, ia menengok kebelakang dan mendapati Mina menatapnya dengan tatapan pembunuh. “Mati,” gumam Shizu. “Ohayou senpai^^,” sapa Shizu mencoba beramah tamah. “SUDAH KUBILANG BEBERAPA KALI, KALAU KAU MAKAN SEBELUM WAKTUNYA TIDAK AKAN MENDAPAT JATAH MAKAN SIANG!!! KAU MAU?” teriak Mina kesal. “Hai!!!” kata Shizu sambil kabur ke ruang tengah. “Huh! Menyusahkan saja!” gerutu Mina sambil melanjutkan kegiatan masaknya. Ditempat lain, Aya masih sibuk mencari Jimi-nya. Jimi adalah seekor kelinci berbulu coklat yang dibeli Aya saat kecil. Ia sangat menyayangi Jimi. Maka Aya cemas kalau Jimi menghilang. Aya kembali mencari dikamarnya, tidak ketemu. Lalu Aya pergi kekandang Jimi ditaman. Tidak ketemu juga, hanya ada Heebum dan Xiahki milik  Satsuki dan Choco milik Shizu. Aya berinisiatif mencari dikolam Heebum yang notabene kura-kura, tapi tetap tidak ketemu. Aya mau mencari dikandang Choco, tapi langsung diurungkan niatnya. Mana mungkin kelinci nyasar dikandang anjing, pikir Aya. Aya juga mencari dikandang Xiahki, tetapi juga tidak ketemu. Gadis itu masuk lagi kedalam.
                        Didalam, Aya melihat Hapy memakai bando kelinci. Aya langsung menghampiri Hapy. “Senpai gitu ya. Jahat banget sampai bunuh Jimi untuk bando. Senpai jahat!” serta merta Aya langsung berkata seperti itu kepada Hapy dan berlalu pergi. Hapy yang tidak tahu persoalannya hanya bias bengong. Ia menanyakan perihal Aya ke Rei yang kebetulan lewat. “Rei, Aya kenapa?” tanya Hapy. “Oh, Jimi-nya hilang,” jawab Rei. “Hilang? Dicuri siapa?” tanya Hapy lagi. “Tidak tahu sih. Tapi feelingku pasti dia,”  jawab Rei sambil memandangi sebuah kamar yang berada didepan pintu ke taman. “Iya benar. Pasti dia,” kata Hapy ikut-ikutan. Sementara itu, Aya sedang berjalan melewati ruang laundry. Aya mendengar bunyi dari dalam mesin cuci. Kemudian ia melihat Makoto mengambil beberapa pakaian dari dalam mesin cuci, saat itu Aya yang stress karena Jimi belum ditemukan mengira bahwa Makoto mencuci Jimi. “Onee-chan!” panggil Aya setengah berteriak. “Hmm?” tanggap Makoto masih sibuk mengambil pakaian. “Onee-chan mencuci Jimiku ya?” tuduh Aya. “He? Ngapain nguci Jimimu? Kurang kerjaan,” bantah Makoto. “Itu apa? Itu Jimi kan?” tuduh Aya lagi sambil menunjuk sesuatu yang bewarna coklat dikeranjang. “Itu celanamu Aya. Dasar,” kata Makoto sambil mengambil celana tersebut. Ternyata benar, itu celana. “Huwaaaa!!! Jimi kemana?” tangis Aya sambil pergi. Tak lama kemudian, “MINNA, MAKANAN SIAP,” teriak Mina dan Hime dari dapur. Semuanya pergi kedapur dan duduk dikursi menunggu makanan dihidangkan. Aya datang paling akhir. Saat ia melihat daging dimeja, “Jimi digoreng~~~,” isak Aya langsung menangisditempat. “Aya, ini daging sapi,” kata Rei mencoba memberi penjelasan. “Hontou ni?” tanya Aya terisak. “Hai. Makan ya,” jawab Rei.
            Disaat makan, “Mana Satsuki?” Tanya Himawari. Semuanya tersadar. “Hime, panggil Satsuki,” suruh Hapy. “Shizu saja. Kan dia roommate Satsuki,” kata Hime sambil menunjuk Shizu. Shizu dengan malas berjalan menuju kamar Satsuki yang juga kamarnya. “Tsuki, makan,” panggil Shizu sambil mengetuk pintu. Tak ada jawaban. Shizu mencoba mengetuk pintu kamar sekali lagi, namun tetap tak ada jawaban. Shizu menyerah, dia kembali kekursinya. “Satsuki lagi sibuk,” kata Shizu. Yang lain melanjutkan makannya.

            TOK… TOK… kudengar pintu kamarku diketuk. Aku terdiam dari pekerjaanku. “Tsuki, makan,” panggil Shizu dari luar. Jangan sampai dia membuka pintu, pikirku. Shizu mengetuk pintu sekali lagi, aku tetap diam. Tak lama kemudian, ia tidak mengetuk lagi. Sudah pergi, pikirku lagi. Huft, untung tidak ketahuan. Aku memandang hasil karyaku dengan bangga. Seekor kelinci yang bewarna hitam-pink bermotif polkadot. “Kau kelihatan sangat bagus, Jimi,” gumamku bangga.

FIN





Kesan-kesan selama proses pengetikan:
        Wah… THE BAD DAY SEASON 2 dah jadi~ CLAP YOUR HAND! *ditabok readers* ya… Selama ngetik banyak rintangannya. Yang pertama, saya lebih milih main game di laptop. Eu kyang kyang~ ya saya kan masih anak SMA kelas 1 yang imut, ramah, punya dolphin voice #plak, rajin menabung, tipe anak angel #plak. Tapi kayak bebek! *kata my chunnie baby Naomi ya* yang kedua, saya malas ngetik. Lebih milih baca fanfic orang. Apalagi STORY lagi seru. Yang ketiga, badan saya lagi pegal. Bayangin aja, ngepel 1 kelas sendiri! Bukan capek, tapi encok! Bokongku~~ bokong bebekku encok! Ngepel 1 kelas, sendiri, dengan tinggi yang dibawah rata-rata, bawah meja juga! Pada gak mikir sih tu tomodachi!!! Mana bilang lagu-lagu SHOUJO JIDAI dan TOHOSHINKI norak lagi!!! Coba piker pake logika, cowok Indo ada gak yang bisa teriak ampe suara falsetto? Cari ja ampe lebaran kucing! Gak bakal nemu! Dasar alay kampung! Bukannya author gak cinta tanah sendiri, tapi gak kayak gitu juga kan? Hak orang masing-masing tuk suka pada sesuatu. Dan kalau gak mau kesukaannya dibash, jangan ngebash kesukaan orang lain. Denger lagu dikelas ja kenceng banget, ngelarang orang lagi, sok ngatur pula! *lha, curcol?*

Dah segitu, kesan-kesan dari saya, selaku author, JUNG YOORA. Pesan saya Cuma satu untuk fanfic yang BEAUTIFUL ini, pada comment ya. Author sakit hati kalo gak pada komen. IT HURTS rasanya. Hai, jaa mata =^-^=

the bad day season 1

Title: The Bad day: Is That Really a Bad Day? Maybe… yes… or no? o_0”
Cast:  Amaya Satsuki
            Ren Shinozuka
            Aya Hoshino 
            Rei Otohata
            *and other cats….*
Genre: romance, komedy (?), friendship
Rating: PG-12
Length: oneshoot
Summary: malas bikin…. -_-“
Disclaimer: this fanficts is mine. Don’t copy this except you give permission to me
Author: Jung Yoora
Ps: comment in my twitter @yoodunsu
or my facebook @Theresa Ruby Junsu lewat wall atau @ジュンス金 lewat message
mian kalo jelek*deep bow*

yep.... happy reading^^





PART 1
Aduh... kemana sih itu orang? Sudah mau berangkat nih. Memang jalanan tidak macet?!” keluh Aya sambil melihat jam tangannya. Sabarlah Aya. Mungkin dia terjebak macet,” kata Satsuki menenangkan Aya yang sedang kesal. Ih bodoh!” omel Shizu sambil menjitak Satsuki. Aduh! Apa salahku?” omel balik Satsuki. Orangnya sudah datang, bodoh! Kau telat,” jelas Shizu sambil menunjuk seseorang. Huuu~~~ telat.... kemana saja Hapy-senpai?!” tanya Aya setengah kesal. Minna, gomen. Tadi kejebak macet,” jawab Hapy sambil meminta maaf. Yang sudah datang siapa saja?” tanya Hapy sambil mengambil daftar nama-nama yang akan ikut ke Kyoto. Tinggal Yukiko saja yang belum datang,” jawab Shizu. Satsuki mengambil earphone dari tasnya dan memasangkan di telinganya, lalu naik bis. “Satsuki, cotto matte,” kata Shizu sambil menyusul Satsuki ke bis. Tak lama kemudian, Yukiko datang dan rombongan pun berangkat ke Kyoto. Mereka pergi ke Kyoto untuk melihat pameran budaya Jepang. Mereka naik bis dari Shibuya ke Kyoto. Sebenarnya lebih cepat kalau naik shinkansen, tapi semua anak-anak yang ikut adalah anak-anak rusuh, jadi takut menganggu penumpang disekitarnya. Di dalam bis, Hime merebut kertas yang berada ditangan Hapy lalu mengabsen anak-anak. Setelah diabsen, Sora bersama Natsu mengabadikan keceriaan di bis dalam foto. Sampai di tempat duduk Aya dan Rei.


PART 2
Wah~~~ sugoi,” komentar Natsu. Kawai-nee... ayo foto,” tambah Sora langsung memotret mereka. Satsuki dan Shizu yang notabene-nya duduk di depan mereka berdua hanya diam sambil mendengarkan lagu. Tiba-tiba Shizu menyerahkan Hp-nya pada Satsuki. Ternyata Shizu menulis sesuatu untuk Satsuki. Mereka saling berkomunikasi lewat itu. 2 jam kemudian, mereka sampai di Kyoto. Suasana yang tenang dan asri menyambut mereka. Aya yang pertama turun dari bis, diikuti Shizu yang menggandeng tangan Satsuki sehingga gadis itu hampir jatuh dari bis dan anak-anak lainnya. “Segar ya,” komentar Aya. “Ya iyalah. Kyoto gitu,” balas Makoto sambil menjitak kepala Aya. “Aduh, nee-chan~ sakit tau,” rajuk Aya. “Habisnya kamu itu ngaco saja. Jangan samakan suasana Kyoto dengan Shibuya. Kalau mau, dengan Hokkaido saja,” kata Makoto sambil meninggalkan Aya yang masih meringis kesakitan. “Sudah, jangan dipikirkan. Ayo masuk,” kata Rei sambil menggandeng tangan Aya. Mereka berdua bergandengan tangan memasuki gerbang pameran budaya dan berjalan agak jauh daripada rombongan, seolah dunia milik berdua. “Shizu~” panggil Satsuki. “Nani?” tanya Shizu masih fokus ke layar Hpnya. “Ada 1 stand yang bagus,” jawab Satsuki. Satsuki langsung menyeret Shizu menuju stand tersebut. Mereka tenggelam dalam dunia mereka sendiri. Begitu juga yang lain.


PART 3
            Mendekati jam 11 siang, Satsuki dan Shizu bertemu dengan Aya dan Rei. Tiba-tiba ada pengumuman bahwa obake telah dibuka. “Hei, nonton obake yuk,”ajak Satsuki. “Kita kan berempat, jadi pas berdua,” tambah Shizu. “Hmm… bagaimana, Rei?” tanya Aya pada Rei yang sedang berpikir. “Boleh,” jawab Rei. Mereka berempat berjalan menuju ujung stand. Setelah sampai, mereka mengantri di belakang Makoto dan Yamato. “Wah… Takoyaki!! Mau, senpai~~” pinta Satsuki. “Nih, buatmu,” kata Yamato sambil memberikan takoyakinya pada Satsuki. “Arigatou, senpai^^,” kata Satsuki sambil menerima makanan tersebut dan mulai memakannya. “Oishii~~~” kata Satsuki senang. “Satsuki, kau seperti anak kecil saja,” komentar Rei. “Biarin. Kata nii-san juga begitu,” balas Satsuki acuh tak acuh. Selama mengantri, tangan Aya tak lepas dari genggaman Rei.
*author: pengen w lem tu tangan*
*Shizu: mank lu doang yang mau? W juga*
*author: bawa lem gak?*
*Shizu: gak.*
*Rei: HEH! Lanjutin! Bukan ngobrol*
*author: gomen. Bilang aja pengen. Back to story*
Saat giliran Satsuki dan Shizu masuk, tiba-tiba Shizu menarik tangan Satsuki. “Tidak usah masuk ya,” pinta Shizu. “Kuganti uangmu ¥15.000 deh. Asal jangan masuk~” tambah Shizu. Bersamaan dengan itu, hujan turun. “Daijobu. Kau mau ke bis? Aku bawa payung,” kata Satsuki sambil mengeluarkan payungnya dari tas. Dan mereka berdua berjalan menuju parkiran bis. Di parkiran bis, Satsuki dan Shizu tidak menemukan 1 tempat yang enak buat makan siang. Jadi mereka memutuskan makan di dalam. Saat melewati gapura, “Shizu, mau makan disitu?” tanya Satsuki sambil menunjuk 1 tempat yang sedang dipakai beberapa orang untuk menari. “Sambil menonton penari Kyoto latihan? Boleh juga,” mereka berdua memilih tempat yang enak lalu makan siang disana. Saat makan siang, Makoto dan Yamato datang menghampiri mereka. “Aya mana?” tanya Makoto. Satsuki menggelengkan kepalanya, sedangkan Shizu malah asyik makan. “Kalian kenapa?” tanya Yamato. “Aniyo sunbae,” jawab Satsuki sinis. Entah karena kesal, ia jadi berbicara dengan bahasa Korea. “Kata dia, tidak ada apa-apa, senpai,” kata Shizu menjawab pertanyaan yang belum sempat diucapkan oleh Yamato. Lalu, “NEE-CHAN~~~!!!!” teriak Aya dari kejauhan. Aya langsung berlari kearah Makoto. “Apaan sih? Berisik tau. Ketakutan ya habis masuk obake?” goda Makoto sambil duduk di samping Shizu. “Hai~ Shizu! Kenapa tidak ikut masuk?” tanya Aya pada Shizu, namun yang ditanya malah acuh tak acuh. “Lho? Bukannya ada Rei? Kalian masuk berdua kan? Jadi kenapa takut?” tanya Satsuki sinis. “Dia ketawa mulu,” jawab Aya sambil memajukan bibirnya kesal. Baik Satsuki maupun Shizu hanya diam seolah-olah mereka hanya berdua ditempat itu saja. “Makan yuk,” ajak Rei. “Aku tidak bawa bekal,” keluh Aya. “Ayo kita beli,” kata Makoto. Mereka berempat kembali masuk ke pameran tersebut.
PART 4
            Sepeninggal mereka berempat, “Aku harap mereka tidak kembali,” gumam Satsuki pelan. “Iya. Entah kenapa aku kesal melihat mereka berdua,” kata Shizu mengiyakan.
*author: w suka bagian ini*
*satsuki: sama. Oh iya, ada bagian yang di skip kan?*
*author: kok tau? Ah gapapa. Gak penting ini*
*satsuki: yesungdah. Balik ke cerita!*
*author: *lempar satsuki pake yesung(?)* itu tugas w tao! Back to story^^*
“Shizu… Kenapa harus ada rasa envy?” tanya Satsuki sambil menerawang. “Iya. Kenapa harus ada rasa iri, dengki, gak suka, benci, dll? Kenapa tidak senang saja?” tambah Shizu. Mereka berdua seperti itu sampai Aya, Makoto, Rei dan Yamato balik ke tempat mereka. “Halo, nunggu lama ya?” tanya Rei sekedar gurauan saja. Namun seperti tadi, Satsuki dan Shizu mendiamkan Aya dan Rei. Mereka berenam makan di situ. Setelah selesai, “Satsuki, Shizu. Kami berdua mau masuk lagi? Mau ikut?” tawar Makoto. “Iie, kami masih mau disini,” jawab Satsuki lembut. “Hontou ni?” tanya Yamato. “Hai~~~” jawab Shizu mantap. Aya dan Rei menyusul Makoto dan Yamato tanpa pamit kepada Satsuki dan Shizu karena merasa akan dicuekin lagi ma mereka berdua. “Kita curhat yuk,” ajak Shizu. “Habis itu, kita gila-gilaan^^” tambah Satsuki. Mereka melakukan berbagai hal mulai dari berbagi cerita sampai tertawa bersama. Kemudian Shizu mendapat telpon dari Yukiko untuk masuk, dan rombongan pulang ke Shibuya jam 5 sore. Selama dibis, Satsuki dan Shizu hanya diam saja.

FIN
Author: akhirnya, selesai juga^_^”
Rei: fuah… capek juga
Author: ya!!! Harusnya aku yang bilang tao!
Satsuki: sudah thor (?) …
Author: habis… kesel… gak tokoh gak pemeran sami mawon etan kulon(?)
Aya: sabar thor…
Author: kok pada manggil w thor ya? Readers~~~ gomen karena author terlalu banyak curcol pada tokoh *dilempar sandal ma Hime n Rei*
Author: heh! Lain kali kubikin mati kau difanfict ku selanjutnya…
Hime: ampuni aku nyi ratu(?)…
Author: wuahahaha *evil laugh* hidup mati tokoh ditangan author *evil sound*….
Shizu: baik! Sampai jumpa dikarya Jung Yoora selanjutnya^^
Author: makasih Shizu^^ ai takute ai takute~~~
Shizu: hie….. Ogah tau!
Author: just kidding, Shizu. Hai, jaa mata~ =^_^=